Ketika Bayangan Terburuk Menjadi Nyata? TERTAWALAH

 Di akhir Sekolah Menengah Pertama (Sekitar 11 tahun lalu) saya pernah membaca pesan dan kesan dari seorang teman bahwa kita harus bermimpi dan merencanakan untuk yang terbaik dan juga menyiapkan diri untuk yang terburuk.



Untk rencana terbaik saya sepertinya jarang mempraktekkannya, tapi untuk persiapan yang terburuk saya selalu menjalankannya sejak saya membaca pesan dari teman saya di buku perpisahan SMP, sebelas tahun silam.





Dan, hari ini saya kembali diuji dalam mempraktekkan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.


Saya pernah takut, ketika membayangkan bahwa hal buruk akan terjadi.


Sekali lagi, untuk membayangkan saja saya takut.



Setelah saya takut, saya juga membayangkan untuk mempersiapkan bagaimana saya akan melewatinya. Agar ketakutan itu sedikit hilang.




Dan ternyata, hari ini, ketakukan itu menjadi nyata dan terjadi.





Anehnya, saya tidak sepenuhnya takut. Ada sedikit rasa ingin menertawai diri sendiri.




Karena ternyata, ketakutan itu muncul seperti bayangan saya dulu.





Lalu saya mencoba menghadapi ketakutan saya, dengan cara yang persis seperti yang juga saya bayangkan.





Kurang lebih dalam bayangan saya kala itu, cara menghadapi ketakutan saya adalah bahwa saya tak sendiri.




Setelah menyadari itu saya mencoba menghadapi ketakutan dengan tidak sendiri, kemudian saya tertawa.



Haha



Terima kasih karena sudah tidak membiarkan saya menikmati ketakutan otu sendiri.




Kita sama sama takut sebenarnya, cuma kita harus sama sa tertawa juga.


Karena tak ada yang menakutkan selama kita tidak sendiri sendiri menghadapinya.




Dan, ketika bayangan ketakutan kita menjadi nyata, maka kita adalah kenyataan yang lebih nyata daripada bayangan itu sendiri.

Komentar