Selama Bukan Perasaan, Apapun Bisa Diperjuangkan

Judul tulisan ini adalah motivasi yang diberikan oleh seseorang kepada saya.

Entah latar belakangnya apa, mungkin kekhawatiran pribadi atau apapun.



Yang pasti itu adalah kalimat motivasi yang sangat bagus bagi pasangan.


Untuk meraih "relationship goal" pastinya akan mendapati permasalahan dan ujian.


Ada yang membuat mereka ragu, ingin menyerah dan ingin mengakhiri usaha untuk mencapai tujuan menjalin kasih.


Yang sering dilupakan oleh pasangan, adalah mereka sedang menjalani aktivitas kelompok, bukan aktivitas individu.


Meskipun bersama, tidak lantas membuat masing-masing dari pasangan tidak memiliki hak menjalani aktivitas mandiri.


Seringkali, pasangan lupa kalau ada aktivitas kelompok yang harus dijalani sendiri. Misalnya hal-hal yang sifatnya rutinitas seperti pekerjaan, asupan makanan dan lain-lain.


Sederhananya begini, aktivitas makan merupakan sebuah aktivitas mandiri yang benar-benar sendiri.
Namun, ketika sudah berpasangan, aktivitas makan bisa dikategorikan aktivitas kelompok  jika kegiatan makan bisa terganggu oleh pertengkaran dan perdebatan kecil yang merubah mood masing-masing.


Tentang pekerjaan yang menghasilkan uang untuk modal menjalani pernikahan dan jenjang setelahnya misalnya. Bekerja adalah murni aktivitas pribadi. Namun, ketika output dari pekerjaan nanti dipersiapkan untuk bersama dan modal untuk menjalani kehidupan maka bisa dikategorikan sebagai aktivitas bersama atau aktivitas kelompok.


Setelah itu muncul pertanyaan apakah seluruh pekerjaan merupakan aktivitas kelompok? Jawabannya adalah tidak.

Output dari pekerjaan yang digunakan untuk kebutuhan pribadi merupakan aktivitas individu, sedangkan untuk tujuan bersama baru bisa dikategorikan aktivitas bersama.


Jika digeneralkan, maka persoalan-persoalan terberat bagi pasangan muda yang berencana untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan adalah waktu, ekonomi dan lokasi. 3 faktor tersebut paling berat dan seringkali menjadi masalah absolut terjadinya kegagalan mencapai "relationship goal"


Selama tujuan pernikahan merupakan kesepakatan yang mutlak bersama, ikhtiar merupakan ikhtiar bersama, serta ikhtiar masing-masing individu mengarah pada ikhtiar bersama pula, maka ketiga hal tersebut masih bisa untuk didiskusikan dan diperjuangkan.

Kecuali perasaan masing-masing individu memiliki perbedaan.

Maka akan jauh lebih sulit dicarikan solusi.


Karena memang "Selama bukan perasaan, apapun bisa diperjuangkan."


Komentar