Bu Sukmawati

Akhirnya saya benar-benar ingin menulis tentang polemik Ibu Sukmawati putri mendiang Bapak Proklamator Indonesia versi kedua.

Setelah puisinya yang kontroversial dan mampu menjadikan sebuah konflik di hampir seluruh Indonesia, kini Bu Sukmawati kembali dilaporkan oleh beberapa pihak yang merasa tersinggung dan dilecehkan  akibat pernyataannya yang membandingkan jasa Bapak Proklamator kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno dengan jasa Bapak Proklamator Dunia yakni Nabi Muhammad SAW.

Saya rasa memang boleh beberapa pihak merasa tersinggung, apalagi jika hanya melihat beberapa potongan video (tidak sepenuhnya). Akibat dari rasa tersinggung tersebut, beberapa pihak juga sangat boleh melaporkan Bu Sukmawati atas tuduhan yang dilayangkan. Namun saya menyesalkan riuhnya keributan di media sosial yang menyangkut pautkan statement Bu Sukmawati terhadap perpolitikan di Indonesia. Narasi tentang rezim anti Islam kembali mencuat untuk kesekian kalinya. Hal itu tentu menjadikan bias bagi kemajuan Bangsa dan Negara.

Selain narasi tersebut, hal yang sangat mengganggu adalah bagaimana kemudian masyarakat Indonesia (sebagian kecil) mulai membandingkan jasa yang telah dilakukan oleh Ir Soekarno dan Nabi Muhammad SAW. Saya tak ingin ikut serta membandingkan kedua tokoh yang sudah memberikan jasa luar biasa kepada saya yang lahir sebagai Muslim dan bertempat tinggal di Negara Indonesia.

Saya takut ketika banyak yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Ir. Soekarno malah menjadikan kontradiksi dalam pemikiran. Logikanya seperti ini, pihak-pihak tertentu merasa tersinggung ketika ada yang membandingkan Nabi SAW dengan Ir. Soekarno. Namun kemudian mereka malah membandingkan kedua tokoh.


Lebih jauh, akan menjadi bahaya ketika pemuda membandingkan sampai menegasikan perjuangan Ir. Soekarno dan kontribusinya terhadap kemerdekaan. Degenerasi Nasionalisme memang membayangi bangsa kita.


Wallahua'lam

Komentar