Beragama dalam Kehidupan

Agama menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Manusia beragama berarti manusia yang memiliki keyakinan berupa Iman kepada Sang Pencipta. Dalam Al-Qur'an seringkali disebutkan panggilan kepada Orang Beriman (Yaa Ayyuhal Mukminun) dan kepada Orang Islam itu sendiri (Yaa Ayyuhal Muslimun). Lantas apa bedanya??

Mu'minun berarti manusia yang meyakini enam rukun Iman yang ada, sedangkan Muslim adalah orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat.

Di Indonesia, agama yang dianut masyarakatnya tidak hanya Islam. Namun, ditekankan bahwa di Indonesia setiap orang yang memiliki agama harus ber-Tuhan Esa, seperti yang dijelaskan sila ke satu dalam pancasila.

Akhir-akhir ini fenomena beragama, khususnya Islam, sering mendapatkan gejolak. Pun mengalami sebuah pergerakan masif yang semoga pada akhirnya akan bermuara kepada kemajuan Islam di Indonesia. 

Salah satu fenomena yang cukup membuat saya gundah adalah bagaimana muslim di Indonesia mendiskreditkan pengertian agama dalam sebuah scope yang lebih sempit. Meng-eksklusifkan pengertian beragama itu sendiri menjadi terpisah dengan kegiatan-kegiatan yang kita lakukan sehari-hari.

Agama telah dengan sempurna membuat kehidupan manusia tertata sebaik mungkin. Menjadikan manusia melakukan aktivitas dengan baik yang mengarah pada ketentraman dan kedamaian.

Namun mengapa masih ada kerusakan dan permasalahan? Jawabannya adalah karena manusia tidak mengamalkan agama dalam sendi kehidupan dengan baik. Beberapa manusia memilih untuk tidak menjalankan perintah agama tersebut, atau bahkan menjalankan apa yang dilarang. Itulah yang menjadikan intrik yang ada dalam kehidupan sosial bermasyarakat. 


Sekali lagi, agama itu luas, masuk dalam setiap sendi kehidupan manusia. Namun, beberapa orang menyempitkan nilai agama itu sendiri menggunakan persepsi dan akal yang sangat memiliki keterbatasan. Misalnya, hanya karena seseorang tidak pernah sholat jamaah ke masjid lantas diberikan label kurang beragama. Atau karena seseorang tidak bisa ngaji lantas kemudian dikatakan sebagai seseorang yang tidak mengenal agama. 




Komentar