Budaya! Bukan (hanya) tentang Masa Lalu


Budaya dalam arti hari ini terdengar seperti sesuatu yang klasik, unik, etnik maupun kalimat lain yang mempunyai arti tidak modern dan juga ketinggalan jaman. Budaya juga diartikan sebagai sesuatu yang sudah berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama atau turun-temurun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Budaya juga memiliki arti pikiran; akal budi. Hal ini menunjukkan budaya bukan hanya dipandang sebagai past event, melainkan juga future event, terkecuali bagi orang-orang yang tidak menggunakan pikiran / akal budi dalam menjalankan kehidupannya.    
            Perilaku yang dilakukan seseorang secara intens dan konsisten akan menjadi sikap, karakter maupun identitas dari orang tersebut. Identitas yang diturunkan kemudian menjadi budaya dari seseorang, dan setelah diterapkan dalam kelompoknya bisa menjadi identitas maupun budaya dari kelompok tersebut. Jika budaya berarti sebagai pikiran / akal budi, maka kalimat “Tindakan adalah realisasi dari sebuah pemikiran dalam diri seseorang” adalah benar. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa budaya sangat erat kaitannya dengan hasil pemikiran seseorang atau suatu kelompok. Jika pemikiran seseorang itu benar, maka budaya baik akan terjadi dan menjadikan masyarakat memiliki sikap baik, begitu pun sebaliknya.
Di Indonesia, ada begitu banyak ragam budaya yang bisa ditemui. Bahkan dikarenakan jumlahnya yang begitu banyak, budaya dengan perlahan tergerus dan dipinggirkan dalam kehidupan sosial masyarakat. Jika masyarakat Indonesia diberikan pertanyaan tentang contoh budaya, mayoritas akan menjawab dengan sebuat kegiatan adat istiadat maupun kegiatan yang dilakukan turun-temurun dari nenek moyangnya. Dari sini kita dapat melihat penyempitan makna dari budaya itu sendiri. Sehingga banyak yang menganggap melestarikan budaya hanyalah dalam lingkup melestarikan tarian tradisional, ritual-ritual maupun hal-hal yang dilakukan nenek moyang kita.
            Tidaklah salah jika mengartikan budaya adalah sesuatu yang dilakukan mulai dari zaman nenek moyang kita. Namun penyempitan makna pada kegiatan budaya hingga menghilangkan pemikiran yang ada harusnya dihindari. Budaya lokal di Indonesia memiliki banyak arti dalam setiap gerakan dan langkah yang dijalankan. Sebagai contoh budaya halal bi halal dalam masyarakat Islam Indonesia memiliki arti untuk menjaga tali persaudaraan antar sesama. Poin penting dalam budaya tersebut adalah memperkuat tali silaturahmi, inilah budaya kita, budaya bangsa Indonesia. Selain contoh diatas, sangat banyak budaya lokal yang ada di Indonesia dan memiliki arti sesuai dengan kearifan lokal wilayah tersebut, baik berupa seni maupun hukum adat.
Salah satu turunan kata dari budaya adalah budidaya, yang memiliki arti usaha untuk mendapatkan sebuah hasil. Di Indonesia, budidaya menjadi salah satu identitas dari bangsa Indonesia. Mempunyai passion di bidang budidaya sudah diwariskan dari nenek moyang kita sampai pada pemuda masa kini. Dalam istilah jawa, keinginan budidaya ini dekat dengan arti kata ngemong atau mengayomi. Untuk melakukan pembudidayaan, baik pada bidang ternak, pertanian maupun budidaya lainnya, diperlukan sikap ngemong yang baik.
Masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya yang ramah, sumeh, suka menolong dan saling mengayomi. Sikap seperti ini telah membudaya cukup lama dari generasi ke generasi dan sikap seperti inilah yang dibutuhkan sebuah bangsa untuk menjadi bangsa yang besar. Sebagai masyarakat Indonesia, kita telah dianugerahi budaya (baik seni budaya maupun hukum adat) yang menjadi syarat mutlak menjadi bangsa yang besar yang diturunkan dari generasi sebelum kita. Oleh karena itu kita perlu untuk melestarikan budaya dan jangan sampai salah mengartikan budaya yang ada di sekitar kita. Karena ketika pemahaman kita tentang budaya dimaknai dengan salah, maka sikap kita dalam kehidupan sosial masyarakat juga akan salah. Marilah kita menjadikan budaya sebagai kendaraan yang mengantar kita untuk menjadi bangsa yang besar di masa depan.
             
           

Komentar