Pers vs media sosial part 1

Aneh kalau banyak orang lebih percaya media sosial daripada pers.

Meskipun saya akui bahwa media (pers) memiliki kecenderungan memihak seorang tokoh, tapi mempercayai media sosial daripada pers adalah hal yang lebih keliru.

Sebelumnya, saya tidak terlalu mempercayai pers (dengan segala kepentingan yang mereka punya). Namun karena maraknya Hoax di media sosial, saya lebih merasa miris.

Pers memiliki kode etik dan dewan kode etik, yang masih menjaga integritas dan kredibilitasnya. Sedangkan di media sosial banyak postingan yang kontroversial dan tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh penggunanya. Oleh karena itu jadilah penikmat media yang berkualitas.

Saya tidak masalah anda termasuk warga yang pro pemerintah atau kontra pemerintah. Tapi gunakanlah hak menyampaikan opini (baik pro maupun kontra) dengan baik. Bukan dengan penyebaran hoax dan fitnah.

Karena sejatinya baik pendukung ataupun oposisi pemerintah akan mendewasakan Bangsa Indonesia dalam segala aspek (termasuk di bidang politik) dengan catatan jika menjadi pendukung atau oposisi yang cerdas.

Saya masih ingat salah satu kalimat dalam training LK2, yakni kisruhnya politik di Indonesia adalah rangkaian pembelajaran menuju Indonesia yang dewasa dalam berpolitik.

#DemaknoKopiah

Opini gawe golek Plat nomor RI 17 LO

Heuheuheu

Komentar