Cerita Ketakutan

Aku punya cerita masa kecil ketika keinginan hati untuk memelihara seekor burung sangat tinggi. Namun orang-orang di sekitar melarangku, dengan nasehat "biarkan burung-burung itu bebas dan mencari kehidupannya sendiri." Dalam perjalanannya, aku mulai memahami bahwa memang harusnya kita tak mengurung hewan-hewan tersebut dalam kandang. Namun keinginan untuk memelihara  burung itu pun masih saja melekat dalam batin. Sampai suatu saat ada beberapa ekor anak burung jatuh dari sangkarnya. Karena keinginan yang sangat besar dalam memelihara burung, akhirnya aku pun memeliharanya sampai burung-burung itu tumbuh dewasa dan mampu untuk hidup dialam bebas. Dan ketika burung itu siap, aku melepaskannya. Lalu kuamati burung itu, awal-awal mereka masih sering ke rumah, menengok "kurungan" yang pernah ia jadikan rumah. Masih sering bermain diatas atap rumah, masih sedikit kebingungan hidup dialam bebas dan lain-lain. Namun, semakin burung-burung itu dewasa, mereka tak pernah bermain lagi dekat sangkarnya atau di atap yang pernah jadi ceritanya.

Ibarat kata aku telah melepaskan seekor burung yang sudah dewasa. Yah, benar-benar dewasa. Mereka sudah bisa mencari makan sendiri, mencari minum sendiri, bertahan hidup sendiri. Atau bahkan mereka sudah menemukan jati diri sebagai burung yang benar-benar diimpikan semua butuh.

Jika aku berkawan dengan pemikiran, peraba-rabaan, penerka-nerkaan dan juga perasaan, mereka juga melakukannya. Mereka melakukan apa yang mereka kehedaki. Mengikuti jalan yang menurut kata hatinya benar. Dan dengan segala kebenaran yang terfikirkan, seakan aku sedikit mengerti jalan fikiran itu. Dengan pertimbangan yang matang, dengan konsekuensi melepas seekor burung, kamu mungkin akan jarang bertemu dengan burung-burung yang telah meramaikan sebagian dari rutinitas kehidupanmu. Setidaknya mungkin burung-burung itu akan sesekali menghampiri rumahmu, namun tidak tahu apa yang akan dilakukan.

Aku masih melihat burung-burung itu dengan sebuah ketakutan. Aku takut jika kawan lamaku kembali, masih terlalu takut ketika tak ada yang mengajakku untuk berbagi tawa. Tapi aku juga percaya bahwa mereka yang terbaik yang pantas mendapatkannya. Dan aku selalu percaya aku dapat melalui sebuah hal yang kutakuti pada awalnya.

DAN PADA AKHIRNYA SEMUA AKAN BAIK BAIK SAJA TANPA TERJADI APA YANG TERLALU KUTAKUTKAN..


Komentar