Sejenak, mari kita kembali ke pertanyaan pertanyaan kecil yang dulu pernah terlintas!
Seperti apakah kita sedang baik baik saja? atau juga apakah kita akan baik baik saja?
Kita sedang masuk ke dalam dunia yang begitu penuh dengan hal maya
Seperti kalimat Gus Can, di dunia nyata saja masih banyak yang bersandiwara
Lantas kenapa kita mempercayai dunia maya?
Kita sedang dibenturkan dengan sesuatu yang lebih kita percayai karena bisa dirasakan daripada keyakinan yang kita miliki
Bagaimana kita harus bertarung atas keyakinan dan juga persepsi yang diyakini oleh banyak orang
Seperti bagaimana kita terpaksa meyakini bahwa Celana Cingkrang adalah golongan ekstrimis atau orang-orang yang alim
Padahal ekstrimitas maupun kealiman seseorang tidaklah dapat diukur dari cingkrang tidaknya celana
Atau kita terpaksa harus meyakini bahwa Orang yang memakai blangkon adalah golongan orang toleran atau termasuk orang-orang yang sesat
Padahal nilai toleransi maupun kesesatan seseorang tidak bisa diukur dari apa yang mereka gunakan.
Seperti itulah, dahulu kita sangat terbiasa dengan orang yang memakai blangkon maupun dengan celana cingkrang.
Namun karena dunia maya yang begitu mampu membuat persepsi menjadi suatu keyakinan, kita terpaksa harus bertarung dengan keyakinan awal kita
Seperti apakah kita sedang baik baik saja? atau juga apakah kita akan baik baik saja?
Kita sedang masuk ke dalam dunia yang begitu penuh dengan hal maya
Seperti kalimat Gus Can, di dunia nyata saja masih banyak yang bersandiwara
Lantas kenapa kita mempercayai dunia maya?
Kita sedang dibenturkan dengan sesuatu yang lebih kita percayai karena bisa dirasakan daripada keyakinan yang kita miliki
Bagaimana kita harus bertarung atas keyakinan dan juga persepsi yang diyakini oleh banyak orang
Seperti bagaimana kita terpaksa meyakini bahwa Celana Cingkrang adalah golongan ekstrimis atau orang-orang yang alim
Padahal ekstrimitas maupun kealiman seseorang tidaklah dapat diukur dari cingkrang tidaknya celana
Atau kita terpaksa harus meyakini bahwa Orang yang memakai blangkon adalah golongan orang toleran atau termasuk orang-orang yang sesat
Padahal nilai toleransi maupun kesesatan seseorang tidak bisa diukur dari apa yang mereka gunakan.
Seperti itulah, dahulu kita sangat terbiasa dengan orang yang memakai blangkon maupun dengan celana cingkrang.
Namun karena dunia maya yang begitu mampu membuat persepsi menjadi suatu keyakinan, kita terpaksa harus bertarung dengan keyakinan awal kita
Komentar
Posting Komentar